![]() |
Coral Reef Snorkeling Tour in Raja Ampat |
![]() |
Wildlife Watching Tour in Raja Ampat |
![]() |
Snorkeling, sightseeing and wildlife watching tour in Raja Ampat |
Snorkeling in coral reef, sightseeing, birding, and wildlife watching in tropical rainforest of West Papua, Indonesia. You could contact me (Charles Roring) by whatsapp to +6281332245180 or by e-mail to: peace4wp@gmail.com
![]() |
Coral Reef Snorkeling Tour in Raja Ampat |
![]() |
Wildlife Watching Tour in Raja Ampat |
![]() |
Snorkeling, sightseeing and wildlife watching tour in Raja Ampat |
I have just finished conducting night walk in the forest of Malagufuk village in Sorong regency of Indonesia with a Singaporean tourist. We walked along the boardwalk and were able to see various kinds of animals. Some of them were Cuscus, Papuan Frogmouth, Papua Boobok, and wallaby. There was a white-lipped Local villagers accompanied us during the rainforest tour. We started at 20:00 local time shortly after dinner.
I was quite happy with the result of the night walk because take pictures of the wild animals using my old camera Fujifilm HS 50EXR. Using the old bridge camera whose image sensor was small was very challenging especially in lowlight condition. Here are some of the animals that I saw.
If you are interested in taking this rainforest wildlife watching tours, please contact me by sending WA message to: +6281332245180.
Sebuah Laporan Perjalanan oleh Charles Roring
Pulau Sumatra adalah salah satu destinasi pengamatan burung dan satwa liar yang penting di Indonesia. Menurut website Avibase, ada sekitar 775 spesies yang secara ilmiah telah dicatat di sana. Dari jumlah itu, ada 31 spesies yang endemik dan 74 spesies yang terancam di dunia.
![]() |
Black and Crimson Oriole, Asian Fairy Bluebird dan Barred Cuckoo Dove |
Mulai tanggal 18 sampai 23 Februari 2023, saya berkesempatan untuk memandu 2 wisatawan Eropa, Tuan Karsten dan Nyonya Sheila. Mereka adalah pengamat burung dan satwa liar yang tinggal di Jerman.
Lokasi pertama yang kami tuju adalah Taman Nasional Kerinci Seblat. Untuk mencapainya, saya harus terbang dari Manokwari ke Jakarta. Karena hari sudah sore, saya masih harus menginap di Hotel Orchardz Jakarta selama 1 malam dan selanjutnya ke Padang - Provinsi Sumatra Barat keesokan harinya. Setelah menginap 1 malam di Hotel Daima, saya kemudian melanjutkan perjalanan menggunakan kendaraan minibus ke Desa Kersik Tuo di Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Di sana, saya bertemu dengan Pak Subandi dan menginap di pondok wisata (homestay) miliknya. Kedua wisatawan Eropa tersebut datang beberapa jam kemudian dan menginap di Hotel Bintang Kerinci.
Daerah dataran tinggi Kerinci terutama di Kecamatan Kayu Aro sudah sangat terkenal sejak zaman Belanda sebagai sentra produksi kopi Arabica dan teh hitam.
![]() |
Gunung Kerinci menyemburkan abu vulkanik |
Di seberang jalan tempat kami menginap, hamparan luas kebun-kebun teh dan sayuran menjadi latar depan bagi Gunung Kerinci yang menjulang tinggi ke angkasa. Di pagi hari ketika kami berada di sana, gunung api itu nampak menyemburkan abu, namun nampaknya aktivitas vulkanik tersebut hanya sebentar saja. Oleh karena itu, kami tetap bisa menjalankan aktivitas pengamatan burung di hutan kaki Gunung Kerinci dengan aman.
Perjalanan wisata ini diselenggarakan oleh Vacation Indonesia Tours (VIT Tours).
![]() |
Black-browed Barbet |
Selama berada di Kerinci, kami dibantu oleh pemandu lokal yang sudah berpengalaman yakni Bapak Subandi dan anaknya Budi. Mereka telah bertahun-tahun memandu wisatawan pengamat burung yang datang dari berbagai penjuru dunia ke Sumatra Barat dan Jambi.
![]() |
Dari kiri pada posisi membelakangi kamera Budi dan Pak Subandi Ibu Sheila dan Bpk. Karsten - wisata pengamatan burung di Jalan Tapan, Taman Nasional Kerinci Seblat, Provinsi Jambi |
Waktu terbaik untuk mengamati burung adalah di pagi dan sore hari. Burung-burung yang sempat kami lihat dan identifikasi adalah Sumatran Trogon, Scarlet Minivet, Golden Babbler dan White-throated Fantail. Ada juga burung-burung umum di lahan pertanian milik petani seperti Cattle Egret, Long-tailed Shrike, Black-winged Kite, dan Barn Swallow. Selain burung, ada juga kupu-kupu, dan tupai yang sempat kami dapati ketika menyusuri jalan setapak di lereng Gunung Kerinci.
![]() |
Fire-tufted Barbet |
Aktivitas wisata pengamatan burung dan satwa liar kami lakukan pula di sore hari terutama di Rawa Bento. Kami menggunakan perahu motor yang dikemudikan oleh warga setempat. Selama menyusuri sungai kecil di rawa itu, kami berhasil melihat beberapa spesies burung yang menarik seperti Common Myna, Purple Heron, Cattle Egret, Grey Wagtail, Barn Swallow, Wood Sandpiper, dan lain-lain.
Kerbau, monyet ekor babi adalah mamalia yang umum terdapat di sana.
![]() |
Monyet Selatan Ekor Babi (Southern Pig-tailed Macaque) |
Keesokan harinya kami melanjutkan perjalanan ke kota Sungai Penuh dan melakukan aktivitas pengamatan burung maupun satwa liar di sepanjang Jalan Tapan. Berbagai jenis burung Sumatra dapat diamati dengan mudah sambil menyusuri jalan yang berkelok-kelok di pinggir tebing. Kami melihat Hill Prinia, Black-browed Barbet, Yellow-eared Spiderhunter, Little Spiderhunter, Sumatran Trogon, Fire-tufted Barbet, Sumatran Treepie, Sunda Forktail, Graceful Pitta, Black-headed Bulbul, Black and Crimson Oriole, Orange-bellied Flowerpecker, Long-tailed Broadbill, Asian Fairy Bluebird, Wreathed Hornbill, dan masih banyak lagi. Jalan Tapan adalah lokasi pengamatan burung (birding) dan satwa liar yang sangat direkomendasikan bagi para pencinta alam.
Kami kembali ke Padang di hari berikutnya dengan menaiki Toyota Avanza yang dikemudikan oleh Oky. Di sepanjang jalan, kami berhenti beberapa kali untuk mengamati burung termasuk di tepi pantai untuk mencari plover, tern, dan frigatebird. Warga membangun gedung-gedung besar untuk dijadikan rumah burung walet (Edible-nest Swiftlet) yang akan dipanen sarangnya. Sarang tersebut dibuat oleh burung menggunakan salivanya. Sarang itu dijadikan sebagai makanan terutama oleh masyarakat Tionghoa. Indonesia mengekspor sarang burung walet ke Hongkong - China, Singapura, Vietnam, Malaysia dan berbagai negara lainnya di seluruh dunia.
Keesokan paginya (22 Feb. 2023), kami melanjutkan perjalanan dari Padang ke Lampung dengan Batik Air melalui Jakarta.
Taman Nasional Way Kambas adalah destinasi wisata pengamatan flora fauna yang sudah terkenal tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia. Sayang sekali, taman nasional ini masih ditutup sehingga wisatawan belum bisa beraktivitas di dalamnya. Sebagai gantinya, kami melakukan aktivitas pengamatan satwa hanya di sepanjang tepian hutan sambil menyusuri kebun singkong dan hutan karet. Di sore dan malam hari kami dipandu oleh local guide Hariyono dan Angga serta Moko. Selama night birding, kami melihat Sunda Scops Owl dan Large-tailed Nightjar. Di pagi hari, aktivitas pengamatan burung tetap dipandu oleh Hariyono dan Angga. Ada banyak burung yang hinggap di cabang dan ranting pohon seperti Blue-throated Bee-eater, Brown-throated Sunbird, Red-throated Barbet, Yellow-vented Bulbul, Ashy Tailorbird, Brown Shrike, Plaintive Cuckoo, Sunda Pygmy Woodpecker, Collared Kingfisher, Javan Munia, dan Black-bellied Malkoha, Collared Kingfisher, Sooty-headed Bulbul, Zebra Dove, Spotted Dove, Orange-belied Flowerpecker, serta masih banyak lagi.
![]() |
Saya, Bpk. Karsten dan Ibu Sheila dan pramuwisata lokal Hariono saat melakukan aktivitas pengamatan burung dan satwa liar di Way Kambas Sumatra. - Foto oleh Angga |
Setelah makan siang, aktivitas selanjutnya dilakukan dengan menyusur sungai menggunakan speedboat yang dipandu oleh Hariyono. Ia adalah birding guide yang sudah dikenal di kalangan para pengamat burung domestik maupun manca-negara yang berkunjung ke Way Kambas. Keesokan harinya (24 Feb 2023), kami berangkat ke Jakarta.
Secara pribadi, ini adalah perjalanan wisata pertama saya ke Sumatra. Keindahan alam, keramahan masyarakat serta keunikan budaya di Sumatra telah meninggalkan kesan yang baik bagi saya dan wisatawan yang telah berkunjung ke sana. Semoga di masa datang, jumlah wisatawan yang berlibur di Taman Nasional Kerinci Seblat dan Taman Nasional Way Kambas bisa terus bertambah, sehingga bisa membuka kembali lapangan pekerjaan bagi para pramuwisata lokal yang sempat terhenti selama 2 tahun, sebagai akibat dari Pandemi Covid-19.
Kamera
Untuk memotret burung, saya menggunakan kamera bridge bekas Fujifilm HS50EXR yang optical zoomnya adalah 42× atau setara dengan lensa 35 sepanjang 1,000 mm. Karsten menggunakan kamera yang lebih bagus yakni Nikon Coolpix P1000 yang memiliki optical zoom 125× yang setara dengan lensa 35 dengan panjang 3,000 mm. Para pengamat burung di seluruh dunia menyukai kamera Nikon P1000 karena bisa memotret burung di pepohonan yang tinggi. Kamera ini bisa juga memotret obyek yang dekat seperti serangga atau bunga. Karena ukuran sensornya yang kecil maka foto yang dihasilkan tidak bisa diperbesar terlalu banyak.
Binoculars
Teropong dua barrel (binoculars) adalah peralatan pengamatan flora fauna yang sangat diperlukan ketika kita berada di hutan. Yang saya rekomendasikan adalah Nikon Action EX 10×50CF.
Semoga tulisan di atas dapat menambah kecintaan dan komitmen kita terhadap keindahan dan upaya-upaya pelestarian alam.
Tas Ransel
Kebanyakan guide membawa tas ransel sebagai tempat untuk mengisi kamera, air minum, binocular, hp, laser pointer, senter, portable mini loudspeaker untuk pemanggilan burung, dan lain-lain. Saat ini tas ransel bisa dengan mudah dibeli lewat market place. Salah satunya adalah: Ransel 35L Guanhua.
Semoga artikel ini bisa semakin meningkatkan kecintaan kita pada keindahan alam dan kepedulian kita terhadap upaya pelestarian lingkungan hidup terutama hutan hujan tropis.
Saya sering sekali berkunjung ke Raja Ampat untuk memandu wisatawan yang umumnya adalah dari mancanegara. Kegiatan kami beragam. Ada pengamatan burung dan satwa liar di sepanjang pesisir pantai dan hutan, ada juga aktivitas kunjungan ke pulau-pulau terpencil serta snorkeling di perairan yang ada terumbu karangnya.
Ada banyak sekali spot snorkeling di Raja Ampat. Lokasi yang paling sering saya kunjungi adalah di Friwen, pulau-pulau Urai, perairan pesisir selatan Waigeo, Tanjung Kri, Pulau Mansuar, Sawondarek serta Pulau Mamiaef dan Pulau Waim di Kampung Urbinasopen, Waigeo.
![]() |
Snorkeling in Raja Ampat |
Terumbu Karang
Saya biasanya memotret terumbu karang, bintang laut dan ikan-ikan yang berenang ria di sela-sela bebatuan karang yang beragam bentuk dan warnanya. Ada mahluk laut lainnya yang menarik untuk diabadikan dengan kamera bawah laut seperti: bintang laut, "pohon natal." Bintang laut sendiri ada beragam jenis dan warnanya. "Pohon natal" sebenarnya adalah cacing laut (Spirobranchus giganteus) berukuran kecil yang hidup di permukaan bebatuan karang di perairan terumbu karang.
![]() |
Cacing "Pohon Natal" |
Ketika sedang snorkeling, saya merasakan seakan-akan berada di dunia lain. Ada ikan Nemo Merah Hitam (Red and Black Anemonefish), Pink Anemonefish, ikan kakaktua serta ikan hiu karpet Tasselled Wobbegong.
![]() |
Ikan Hiu Karpet Tasselled Wobbegong di Pulau Waigeo Kab. Raja Ampat |
![]() |
Terumbu karang di Raja Ampat yang padat dengan berbagai spesies ikan |
Ketika menikmati olahraga snorkeling, saya biasanya memakai kacamata bawah air (snorkeling mask), pipa napas (snorkel) dan kaki bebek (swim fins). Perlengkapan yang biasa dipakai oleh wisatawan pada umumnya adalah baju renang dan pelampung.
![]() |
Alat Snorkeling |
Untuk melakukan pemotretan di bawah permukaan laut, saya menggunakan kamera seperti Canon G1X, Nikon AW 130, dan Fujifilm XQ2. Saya juga pernah menggunakan Brica B-Pro5 alpha edition kamera aksi yang ukurannya lebih kecil. Perkembangan teknologi yang begitu cepat saat ini memungkinkan kita untuk membeli produk kamera yang semakin canggih dengan kualitas foto dan video yang lebih bagus. Ada juga kamera Olympus TG-6 yang ukuran sensornya relatif sama dengan Nikon W-300. Namun demikian, Olympus TG-6 dilengkapi dengan underwater housing yang semakin melindunginya dari kebocoran air laut. Jadi kamera ini cocok untuk dipakai menyelam. Karena dilengkapi dengan underwater housing maka harganya relatif lebih mahal daripada Nikon W-300.
![]() |
Olympus TG-6 |
Saat memotret ikan dan terumbu karang, saya biasanya menyelam ke kedalaman sekitar 1,5 - 3 meter agar lebih dekat dengan obyek yang hendak di foto. Biasanya ikan-ikan akan menjauh ketika saya mulai turun ke dasar. Oleh karena itu, ketika sudah sampai di dasar, saya biasanya mencari batu yang bisa saya pegang dengan tangan kiri agar tidak terdorong oleh arus dan gelombang sambil tetap menjaga keseimbangan kaki yang menggunakan sepatu bebek melayang di dalam air. Ketika saya sudah dalam posisi tenang sambil menahan napas, ikan-ikan mulai mendekat lagi. Ketika itulah, saya memotret ikan dan obyek menarik lainnya yang berada di sekitar saya. Rata-rata saya hanya bisa menahan napas selama 1 menit lebih sedikit.
![]() |
Wisatawan Jerman di Laguna Insouduwer di kawasan timur Waigeo |
Selain wisata snorkeling, saya juga sering menemani wisatawan dengan perahu motor atau speedboat ke pulau-pulau untuk melihat pemandangan karst yang indah. Sinar mentari yang cerah di lautan terkadang memiliki intensitas yang cukup tinggi. Wisatawan yang kulitnya sensitif perlu mengusapkan krim pelindung kulit seperti Sunscreen Gel agar kulit tidak terbakar dan terkelupas.
![]() |
Pantai Yenandau di Pulau Waigeo Raja Ampat |
Rute Penerbangan
Wisatawan yang ingin berwisata ke Raja Ampat, perlu terbang terlebih dahulu ke kota Sorong. Ini adalah ibukota Provinsi Papua Barat Daya. Setelah tiba di bandara Domine Eduard Osok - Sorong, wisatawan bisa melanjutkan perjalanan ke kota Waisai Sorong dengan naik kapal cepat dengan durasi waktu kurang lebih 2 jam.
![]() |
Rute Penerbangan ke Kota Sorong |
Ada banyak hotel di kota Sorong. Wisatawan bisa memilih untuk menginap di Swissbel, Aston, Vega, Belagri atau di hotel lain yang lebih terjangkau harganya.
Begitu pula halnya dengan penginapan di Raja Ampat. Ada resort-resort mewah di tepi pantai yang harganya lebih dari 1 juta per malam tapi ada juga homestay atau pondok wisata yang harganya cukup terjangkau yakni sekitar 400 ribu per orang per malam.
Baik pengelola homestay dan resort membantu mengatur perjalanan wisata Anda melihat keindahan alam Raja Ampat.
Hutan hujan tropis di Tanah Papua adalah habitat alami bagi berbagai spesies burung Cendrawasih atau yang biasa disebut juga dengan istilah Burung Surga (Birds of Paradise). Hingga saat tulisan ini saya buat, menurut wikipedia, ada 45 spesies burung Cendrawasih yang tersebar di Tanah Papua (wilayah Indonesia dan PNG) dan pulau-pulau satelitnya, kepulauan Maluku serta sebagian wilayah Australia.
![]() |
Beberapa Spesies Burung Cendrawasih |
Beberapa spesies yang pernah saya lihat ketika memandu wisatawan antara lain:
![]() |
Burung Western Parotia yang bisa berdansa layaknya seorang penari balet |
![]() |
Cendrawasih Dada Biru atau Toowa Cemerlang (Magnificent Riflebird) |
![]() |
Raja Udang Pantai (Beach Kingfisher) |
![]() |
Teropong Nikon Action EX 12×50 |
![]() |
Kamera Nikon Coolpix P1000 cocok untuk pemotretan jarak jauh. |
![]() |
Rute Penerbangan ke kota Sorong |
Saya bekerja sehari-hari sebagai pemandu turis yang tertarik dengan aktivitas pengamatan burung dan satwa liar. Daerah-daerah yang kami kunjungi adalah hutan dataran rendah di Kabupaten Sorong, hutan pesisir dan perbukitan di Raja Ampat, hutan pegunungan rendah dan tinggi di Arfak Manokwari. Terkadang saya juga memandu tamu ke luar Tanah Papua seperti ke Sulawesi Selatan (Makassar, Karaenta, Ramang-Ramang dan Malino), Sulawesi Tengah (Palu, Lore Lindu), Sulawesi Utara (Manado, Kotamobagu, Tangkoko di Bitung, dan Tomohon di Minahasa)
![]() |
Wisatawan Amerika sedang mengamati burung di Pulau Waigeo, Raja Ampat |
Kebanyakan peralatan yang digunakan adalah teropong dua lensa (binoculars), kamera telefoto serta spotting scope serta laser pointer berwarna hijau.
Teropong adalah salah satu peralatan yang penting sekali dalam kegiatan pengamatan flora-fauna maupun pemandangan alam. Mereknya bermacam-macam. Yang terkenal namun mahal harganya antara lain Swarovski, Leica, Zeiss dan Nikon. Contohnya untuk 1 buah binocular Zeiss ukuran 8×42 Terra ED, harganya di Amazon.com adalah 485.80 atau sekitar 7,27 juta rupiah.
Umumnya, ukuran binoculars yang digunakan adalah 8×43 dan 10×42. Ada juga ukuran 10×50, 15×56.
Desain binoculars ada 2 tipe yakni dengan prisma porro dan prisma roof. Kebanyakan binoculars tipe roof yang dipakai oleh para pengamat burung dan satwa liar karena ukurannya yang lebih kecil dan ringan serta kedap air. Ada dua jenis prisma yang umum dipakai dalam binoculars yakni Prisma bak7 dan bak4. Dari segi kualitas, prisma bak 4 memiliki kualitas penerusan cahaya yang lebih baik namun harganya lebih tinggi.
Saya menggunakan binoculars 10×50 Model SV202 dari SVBONY. Binoculars ini dilengkapi dengan prisma Bak4, dan lensa ED. Citra yang dihasilkan oleh binoculars ini cukup terang dan tajam. Saya pernah mencoba berbagai tipe binoculars yang dibawa oleh para wisatawan seperti beberapa merek terkenal tersebut di atas. Binoculars SVBONY Model SV202 ini memiliki kualitas yang cukup setara. ED adalah singkatan dari Extra-low Dispersion. Ini adalah jenis gelas berkualitas tinggi yang mampu meneruskan sebagian besar cahaya yang masuk ke dalam binocular serta memfokuskannya ke satu titik. Dengan demikian pembiasan cahaya di titik fokus bisa dikurangi semaksimal mungkin. Hasilnya adalah citra yang dilihat oleh mata pengamat melalui lensa binoculars nampak terang dan tajam.
Di Tanah Papua ada ratusan spesies burung yang bisa diamati. Beberapa di antaranya adalah Red-breasted Paradise Kingfisher, Rufous-bellied Kookaburra, Orange-fronted Fruit Dove, Palm Cockatoo, Spice Imperial Pigeon, Ornate Melidectes, Elfin's Myzomela, dan masih banyak lagi.
![]() |
Coconut Lorikeet |
Nah, jika ada dari Anda sekalian yang membaca artikel ini tertarik membeli binocular yang saya sebut di atas, silahkan lihat binocular tersebut di sini: SVBONY SV202 binoculars.
Aktivitas pengamatan burung, kupu-kupu, kadal, biawak dan berbagai jenis flora dan fauna dapat meningkatkan kecintaan kita pada alam semesta. Hal tersebut bermanfaat sekali dalam mendorong upaya kita semua untuk melestarikan lingkungan hidup agar tetap terjaga bagi generasi masa sekarang maupun masa depan.
Cendrawasih is the local name of Birds of Paradise. These birds have become attractions for visitors who are interested in wildlife watching. Two important destinations in West Papua where visitors can go to watch Cendrawasih and other tropical birds are Tambrauw and Raja Ampat.
![]() |
Red Bird of Paradise |
In Tambrauw mountains, there is a valley. Its namr is Fef valley. It is the capital of Tambrauw regency. Birds such as Lesser Birds of Paradise, Magnificent Riflebird and King Bird of Paradise as well as Magnificent Birds of Paradise can be watched there. Other birds that can be seen in the valley and mountains of Tambrauw include Blyth's Hornbill, New Guinea Vulturine Parrot, Palm Cockatoo, Sulphur-crested Cockatoo, Moustached Treeswift, Rufous-bellied Kookaburra, Papuan Mountain Pigeon, Pink-spotted Fruit Dove, Great Cuckoo Dove, Pinomln Imperial Pigeon and a lot more.
Sausapor is a great destination of birdwatching too. There is a nice beach resort in Sansapor where visitors can stay during their holiday in Tambrauw. Visitors can enjoy watching Western-crowned Pigeon, Moluccan King Parrot, Grey Crow, Black Sunbird, Black-capped Lory, Yellow-faced Myna, Red-cheeked Parrot and a lot of other birds in this region.
The beach in Sansapor is a great place for snorkeling. Visitors can enjoy swimming over the coral reef to see various species of tropical fish including parrotfish, anemonefish, grouper and a lot more.
Another destination of this trip is Waigeo island in Raja Ampat. It is a place for watching Red Bird of Paradise (Cendrawasih Merah) and Wilson's Bird of Paradise (Cendrawasih Botak). It is also a great site for watching Common Paradise Kingfisher, Western-crowned Pigeon, Palm Cockatoo, Beach Kingfisher, and Hooded Butcherbird.
Visitors can stay at a beach resort or at the homestays that are run by villagers. If you are interested in taking a birdwatching holiday in West Papua, please, contact me (Charles Roring) by email to: peace4wp@gmail.com or by whatsapp to: +6281332245180.